Maaf, Kendaraan Tenggak BBM Tak Boleh Wara-Wiri di IKN Nusantara

Jakarta IKN Nusantara di gadang menjadi kota rendah karbon dengan konsep yang di usung. Salah satunya, menekan emisi gas membuang dari kendaraan yang di aplikasikan di wilayah IKN.
Kepala Badan Otorita IKN Nusantara Bambang Susantono mengatakan akan memegang kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dari kekuatan fosil. Dengan seperti itu, di inginkan kapabel menekan emisi karbon yang beredar dari sektor transportasi.
Bambang menyebut, nantinya kendaraan yang beroperasi yakni kendaraan ramah lingkungan. Tak terbatas pada kendaraan dengan kekuatan listrik.
Semuanya kita pakai kendaraan yang ramah lingkungan. Apakah itu listrik atau hidrogen dan sebagainya, ujarnya.
IKN Jadi Kota Hijau
Bambang sendiri membidik IKN Nusantara menjadi kota hijau dengan sasaran nol emisi di 2030 akan datang. Peta jalan atau blueprint mengenai sasaran ini akan di rilis dalam waktu dekat, sekitar Desember 2023 akan datang.
Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan, peta jalan itu yakni Locally Determined Contribution (LDC). Di mana, peta jalan ini jadi yang pertama untuk tingkat kota yang menargetkan penurunan emisi karbon.
Nusantara yakni kota pertama di Indonesia yang akan meluncurkan Locally Determined Contribution (LDC), kota pertama di Indonesia. Kami akan meluncurkan nanti di kuartal IV di bulan Desember (2023), kata Bambang dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Tahapan Kota
Dia menyebut, dalam tingkatan nasional, sasaran pengurangan emisi ini di tuangkan dalam Nationally Determined Contribution (NDC) yang membidik nol emisi karbon di 2060. Tapi, LDC yang dibawa Nusantara yakni yang pertama untuk tingkatan kota, dan bahkan dia sebut sebagian kecil untuk tingkatan ibu kota.
Dia menargetkan, IKN Nusantara akan menjadi kota pertama dengan tingkat nol emisi karbon di 2030 akan datang. Artinya, ada wakru sekitar 7 tahun sejak blueprint itu di luncurkan.
InsyaaAllah kita yakni the first in Indonesia dan the frst among capital. Capital itu belum banyak, ibu kota belum banyak yang meluncurkan LDC. Sebab gak mudah mempunyai komitmen. Hitung-hitungan kami sih 2030 kami bisa jadi carbon netral city, tegasnya.
Bisa Lebih Baik
Sementara itu, Bambang mengakui bila sesungguhnya IKN Nusantara punya potensi lebih dari sekadar nol emisi karbon. Ini merujuk pada pernyataan bos World Research Institute, Ani Dasgupta.
Mengacu pernyataan itu, IKN Nusantara bisa di bidik menjadi kota dengan tingkat emisi negatif. Bisa di bilang, saking rendahnya emisi di Nusantara akan menyerupai tingkat emisi di hutan.
Tapi ada temen aku presiden dan CEO nya World Research Institute namanya Dr Ani Dasgupta mengatakan, bapak you are the modest, kalian harusnya bisa lebih dari itu. Gak cuma karbon netral di 2030, harusnya carbon negative, seperti hutan, kata ia.
Ini bisa jadi sasaran yang realistis, mengingat cuma sekitar 30 persen wilayah di IKN Nusantara yang akan di bangun. Sementara, sisanya yakni hutan tropis dan ruang terbuka hijau dengan dominasi ramah lingkungan
Sebab 60 persen dari kita kan mau jadi tropical forrest, carbon sink lah, itu akan menjadi penyedot lebih besar lagi di banding 30 persen yang di bangun, pungkasnya.