Contents
Penyebab Masyarakat Minim Pengetahuan Asuransi

Kontribusi sektor asuransi pada perekonomian nasional di nilai belum optimal. Salah satu sebabnya adalah minimnya pemahaman di tengah penduduk soal pentingnya asuransi pada risiko.
Hal ini memjadi tantangan tersendiri, mengingat industri perasuransian menjadi keliru satu penopang sektor jasa keuangan nasional. Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM dan Corporate Secretary Indonesia Re, Robbi Y Walid mengatakan penduduk masih banyak menunda untuk belanja asuransi.
Jika di cermati berasal dari angka penetrasi maupun densitasnya, kontribusi industri perasuransian nasional pada pertumbuhan sektor perekonomian nasional masih terbilang belum optimal. Hal ini di sebabkan oleh rendahnya awareness penduduk pada pentingnya berasuransi dan juga tingkat literasi asuransi dan keuangan penduduk yang masih terbilang rendah,” urai Robbi dalam keterangannya, Rabu (25/10/2023).
“Tugas kami di sini tidak hanya mengimbuhkan edukasi, tetapi juga berusaha untuk mengubah stigma penduduk tentang asuransi itu sendiri,” imbuhnya.
Dia mengudentifikasi, setidaknya tersedia 3 hambatan yang di senut mental blocker yang tengah di hadapi oleh Indonesia Re. Ketiganya menjadi penghambat penetrasi asuransi di masyarakat.
Pertama yakni ‘innocent’ dengan kata lain minimnya Info dan edukasi tentang proteksi asuransi, juga akses untuk mendapatkan Info dan edukasi tersebut. Kedua adalah ‘procrastination’ dengan kata lain keinginan untuk menunda https://fastappliancesrepair.com/ belanja proteksi asuransi sebab jadi belum miliki urgensi. Ketiga, adalah ‘struggle’ dengan kata lain perasaan bahwa mereka tidak bakal dapat belanja atau menjangkau polis asuransi.
“Melalui kepemilikan literasi keuangan dan asuransi, penduduk di harapkan dapat pakai produk dan sarana jasa keuangan cocok bersama kebutuhannya, dapat membuat perencanaan keuangan yang baik, dapat bertanggung jawab pada keputusan keuangan yang di ambil, dan juga dapat terhindar berasal dari kegiatan investasi pada instrumen keuangan yang tidak legal,” paparnya.
Keuangan Makin Stabil
Lebih lanjut, Robbi menerangkan jika angka literasi keuangan dan penetrasi asuransi meningkat, maka pemakaian produk keuangan bakal turut terangkat. Dengan demikian, keadaan keuangan penduduk di ramal bakal semakin stabil kedepannya.
“Kami bakal konsisten berusaha berkontribusi dalam peningkatan literasi keuangan dan asuransi lewat program-program yang kami miliki. Selain itu, kami juga bakal konsisten merumuskan trick untuk peningkatan literasi keuangan dan asuransi supaya senantiasa relevan bersama generasi sementara ini,” jelasnya.
“Indonesia Re menghendaki bahwa lewat peningkatan literasi ini, penduduk bakal mengetahui pentingnya asuransi sebagai pelindung finansial mereka berasal dari risiko yang tidak terduga, bukan sekadar produk yang dapat di beli. Ini juga di harapkan dapat menaikkan kontribusi industri asuransi nasional untuk pembangunan negara,” tutup Robbi.
Klaim Polis di Dunia Meningkat
Sebelumnya, Kondisi hardening market masih menjadi perhatian tertentu pelaku industri asuransi dan reasuransi sampai 2024 mendatang. Hal ini tergoda oleh keadaan pasar asuransi global.
PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) dengan kata lain Indonesia Re masih memandang kesempatan hardening market berkepanjangan. Namun, kenaikan harga dan pengetatan aturan yang terjadi di luar negeri, di sebut tak tidak di ikuti oleh pasar asuransi dan reasuransi Indonesia.
“Kami lakukan koreksi itu pada th. 2022 yang selanjutnya dan di th. ini perihal selanjutnya masih menjadi concern perusahaan,” kata Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat dalam keterangannya, Minggu (15/10/2023).
Perlu di ketahui, hardening market merupakan istilah untuk melukiskan meningkatnya klaim polis asuransi yang berpengaruh pada profitabilitas. Dampaknya, biaya asuransi atau pengetatan aturan bakal di berlakukan perusahaan.
“Kami bakal mereview retensi perusahaan asuransi supaya senantiasa relevan bersama pertumbuhan dan inflasi. Selain itu, kami juga bakal mendorong transparansi yang lebih kuat dalam berbisnis dan berkomitmen untuk menaikkan mutu underwriting untuk menaikkan performa industri secara keseluruhan,” ungkap Delil.